Rasisme dan Diskriminasi
Fakta menununjukkan diskriminasi dan rasis memang masih terjadi dimana-mana.Walaupun slogan anti rasis dikumandangkan, tapi dalam bawah sadar pikiran manusia masih terbelenggu pada pandangan rasis ini.
Untuk bisa bebas dari prilaku diskriminasi dan rasis orang perlu dapat pencerahan dulu. Pencerahan ini memang sangat sukar sekali untuk orang yang berpendidikan tinggi sekalipun. Karena pencerahan tidak bisa hanya diperoleh dengan membaca atau mendengar dari pengalaman orang lain, tapi harus dengan pengalaman diri sendiri. Ini sangat sulit sekali. Biasanya juga terjadi pergolakan batin dulu sebelum memperoleh kesadaran atu pencerahan itu. Karena proses mendapatkannya yang sulit inilah yang menyebabkan hanya segelintir orang yang memperoleh pencerahan untuk tidak berbuat rasis dan diskriminasi.
Rasis / Rasialisme bertentangan dengan akal Sehat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata :
Rasis : 1. berdasarkan (bersifat), ciri-ciri fisik, suku bangsa, bangsa dsb(spt, warna kulit, rambut dll.) 2. berdasarkan ras tertentu.
Rasialisme :
Prasangka berdasarkan keturunan bangsa, perlakuan yang berat sebelah thd (suku) bangsa yang berbeda-beda).
Paham bahwa ras diri sendiri yang paling unggul
Bisakah diterima dengan akal sehat, hal-hal berikut?
- mengukur keunggulan prestasi, kemampuan diukur dengan warna kulit, bentuk hidung, bentuk rambut, lubang hidung ????, lubang kuping????, bentuk mata?
- Benarkah orang yang hidungnya mancung lebih unggul dari yang pesek??
- Benarkah orang yang matanya sipit lebih unggul dari yang matanya lebar??
- Benarkah orang yang lubang hidungnya gede lebih unggul dari yang kubangnya sempit???????????........???
Tentu kita tahu jawabanya kan ..?itulah rasialisme. Sangat bertentangan dengan akal sehat, namun anehnya terus terjadi dari jaman dulu hingga sekarang. Dari jaman Hitler Nazi sampai sekarang jamannya Yahudi Israel yang merasa lebih unggul dari bangsa lain. Sehingga menimbulkan prilaku yang luar biasa congkaknya….
Walaupun bertentangan dengan akal sehat, tapi terus terjadi. Itulah salah satu kebodohan manusia, padahal kemuliaan manusia terwujud salah satunya dengan menjunjung tinggi akal sehat.
Sebuah Shock Therapy
Coba kita berimajinasi begini : kita tanya kepada bapak/Ibu kita , kita keturunan siapa dan berasal dari mana? Kemudian bapak /ibu kita suruh nanya kepada kakek/nenek kita, dengan pertanyaan yang sama. Kemudian kakek/nenek kita suruh nanya kepada bapak ibunya dengan pertanyaan yang sama..?dan seterusnya…niscaya semua dari kita akan mengerucut pada satu arah sumber yang sama…. ?....? …?
Linda O Riordan dalam bukunya “The Art of Sufi Healing” mengatakan :
“Kita semua manusia adalah seperti hologram yang dipecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil, yang masing-masing kepingan mengandung pola keseluruhan hologram. Maksudnya masing-masing elemen holografis memantulkan semua elemen lain dalam pola itu. Kita melihat prinsip-prinsip holografis ini dihadirkan dalam penciptaan bentuk fisik, karena setiap sel berisi keseluruhan cetak biru genetikuntuk replikasi struktur selular. Genetic DNA mengandung pengetahuan tentang pola kompleksitas triyunan sel yang membangun dan memberi bentuk pada tubuh kita”. Dan DNA semua bangsa adalah mirip.
Pada sebuah acara “naked science” di sebuah stasiun TV pernah dibahas, ternyata setelah diselidiki dan diuji sample-sample DNA dari semua suku bangsa yang ada di dunia, terdapat kemiripan dan mengerucut pada DNA sebuah suku bangsa terisolasi di Afrika. Nama suku bangsa itu adalah Suku SAN. Suku ini mempunyai sifat dan ciri-ciri yang unik, yang kalau diperhatikan merupakan asal muasal atau sumber dari ciri-ciri semua suku bangsa yang ada di dunia sekarang. Ciri-ciri itu adalah :
- tulang pipi menonjol ( ciri bangsa Mongolia )
- rambut keriting (ciri bangsa Afrika)
- warna kulit hitam (ciri bangsa Afrika)
- mata sipit (ciri bangsa Jepang, cina)
suku bangsa ini adalah suku yang terisolir, sehingga belum terjadi assimilasi atau pengaruh dari luar. Sehingga DNA masih Original dari dulu hingga sekarang. Ini merupakan nenek moyang semua suku bangsa yang ada sekarang.
Akhir kata, ditinjau dari segi Ilmiah maupun dari sudut pandang agama kita berasal dari sumber yang sama. Jadi, masihkah kita bersikap RASIS ?